Sering Bolos Sekolah  Sekarang Jadi Pemimpin Komsel

Our Impact / 26 September 2016

Kalangan Sendiri

Sering Bolos Sekolah Sekarang Jadi Pemimpin Komsel

Lusiana Official Writer
5694
Film dan lagu sering mengambil inspirasi dari masa-masa indah saat remaja. Pertemanan, percintaan hingga proses mencari jati diri. Namun, proses itu seringkali tidak mudah bahkan disertai dengan permasalahan, mulai dari permasalahan sederhana seperti jerawat hingga permasalahan yang kompleks dan menyangkut perilaku sosial, seperti merokok, narkoba, hubungan seksual pranikah, sex abuse, bullying. Bagaimana seorang remaja bisa melewati masa-masa ini dengan mencari identitas diri yang benar melalui komunitas yang baik, akan menentukan masa depannya ketika dewasa nanti.

Erika, kelas 12 IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bekasi berbagi cerita mengenai komunitas yang ia bangun di sekolahnya. Sebelumnya, Erika mengaku pernah memiliki perangai yang tidak menyenangkan. Sikap cuek, senang bertengkar, egois, menilai orang lain seenaknya, sering melawan orang tua, tidak percaya diri, sering bolos sekolah, bertengkar dengan kakak kelas, sampai orang tua dipanggil guru Bimbingan Konseling sebanyak 3 kali. Baginya, pelajaran agama tidaklah penting dan membosankan karena guru selalu membicarakan hal rohani yang tidak jelas. Daripada datang ke pelajaran agama, menurutnya lebih menyenangkan melakukan hal lain bersama teman-teman seperti jalan-jalan atau bolos sekolah.

Erika merupakan anak dari keluarga yang broken home dan kurang merasakan perhatian dari orang tuanya sehingga perhatian itu dirasakannya dari teman-temannya. Erika selalu merasa hatinya begitu hampa karena selalu melakukan hal yang buruk, tidak ada teman yang mendukungnya untuk melakukan hal yang baik. Hingga akhirnya dirinya bergabung dalam sebuah gerakan terobosan yang membuatnya menyadari kesalahan yang telah ia lakukan, Erika menyadari identitasnya ialah serupa dan segambar dengan Tuhan dan kini dia tau bahwa hal yang sering dilakukannya selama ini sangatlah tidak penting.

Jika sebelumnya Erika ditolak, diremehkan, dan tidak dipercaya, melalui ayat di Mazmur 37:24 ..apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya, Erika percaya bahwa Tuhan akan menolongnya. Bahkan Erika berani buat komunitas rohani atau komsel yang seru di sekolahnya, bermula dari 2 orang sampai saat ini berjumlah 10 orang. Erika rindu menjangkau teman-teman yang butuh komunitas karena dirinya sadar betul bahwa remaja sepertinya sangat membutuhkan tempat terbuka satu sama lain untuk bisa menjadi remaja yang lebih baik. Menurutnya, sebagai seorang remaja tidak boleh takut buat terobosan, jangan takut melakukan hal benar, harus bisa membuang rasa malas, dan keluar dari zona nyaman agar mampu membuat terobosan. Ikut komunitas yang baik sangatlah penting agar dapat bertumbuh dan menjadi dampak bagi orang lain.

Training Mentor Generasi Zeru Movement yang diadakan selama dua hari satu malam di Sukabumi tidak hanya mengubahkan Erika, namun 14 anak muda lainnya. Dukung setiap gerakan yang Generasi Zeru lakukan untuk seluruh remaja di Indonesia dengan menjadi Mitra CBN. Karena dukungan donasi Anda, akan ada lebih banyak generas-generasi muda yang terselamatkan dan dapat membuat dampak positif seperti Erika. Tulis data diri Anda di bawah ini atau SMS ke 081.5965.5960. Ketik JC # Nama Lengkap # Email. Ada special gift bagi Anda yang pertama kali menjadi Mitra CBN. Jadi, jangan ragu lagi dan segera bergabung menjadi Mitra CBN!
Halaman :
1

Ikuti Kami